Awal perkenalan saya dengan dunia seni bonsai saya mempunyai pengalaman yang berharga dengan bahan bonsai wahong yang saya miliki. Pengalaman itulah yang menjadikan saya semakin mencintai bonsai. Koleksi bahan bonsai yang dulu hanya beberapa buah, sekarang sudah mencapai puluhan bahan bonsai. Walaupun belum ada koleksi bonsai yang sudah jadi namun koleksi bahan bonsai nampaknya akan terus bertambah.
Bagi saya yang tidak mampu membeli bonsai jadi, memasuki dunia seni bonsai berarti memasuki dunia yang menuntut kita selalu belajar, belajar dan terus belajar. Bahan bonsai bisa menjadi indah atau tidak tinggal bagaimana kita memperindah, merawat dan memperlakukannya. “Sejelek” apapun bahan bonsai yang kita miliki harus kita gali keindahannya. Berikut pengalaman saya
Wahong gaya semi cascade adalah bahan bonsai jenis wahong pertama yang saya punyai. Bahan bonsai ini saya beli dari Pak Gatot (seorang pendangkel yang cukup terkenal di Ponorogo). Bahan tersebut diperoleh sekitar bulan September 2005 di hutan Sampung Ponorogo. Awalnya saya tidak menyukai bahan ini. Daunnya gak bisa kecil dan bentuknya “ruwet”. Sebagai seorang yang masih awam dalam dunia bonsai, saya bingung dan tidak tahu akan jadi seperti apa bahan tersebut. Walaupun Pak Gatot yang sudah berpengalaman mengatakan bahwa bahan wahong saya itu adalah bahan yang bagus namun saya belum menyukainya makanya bahan wahong itu tidak pernah saya pedulikan,. Namun saya tetap menuruti nasehatnya untuk tidak mengutak-atik. Sebagai seorang yang awam saya selalu mengikuti anjuran mereka yang sudah berpengalaman.
Sebulan kemudian, Pak Gatot menyambung tunas baru dengan bahan jenis sancang yang mempunyai karakteristik daun kecil. Setelah disambung, pertumbuhan menjadi semakin cepat. Gambar Wahong1 diambil setelah umur sekitar 3 bulan dalam pot. Selama itu pula saya mengamati, saya masih belum tahu juga keistimewaannya. Bahkan saya tambah bingung ketika Pak Sugeng (seorang trainer bonsai dari Tulunggagung) mengatakan hal yang sama dengan Pak Gatot. Bahan itu adalah bahan yang bagus, saya disarankan untuk tetap meliarkan pertumbuhannya dulu.
Kira-kira 5 bulan dalam pot pembesaran, sekitar bulan Mei 2006, Pak Sugeng mengganti pot yang lebih sesuai. Wahong direbahkan sedikit dan pot diganti dengan yang lebih tinggi. Melihat hasilnya saya sempat kaget dan berdecak kagum (Gambar wahong2). Bagaikan seorang yang jatuh cinta pada pandangan pertama. Saya baru sadar bahwa wahong saya itu benar-benar istimewa bagi saya. Walaupun sampai saat ini wahong tersebut masih dalam masa training, masih sebagai bonsai setengah jadi, namun bagi saya sudah begitu indah (Gambar Wahong3).
Bahan ini juga pernah saya konsultasikan kepada Robert Steven melalui forum di KOB. Dari konsultasi tersebut saya dibuatkan gambar simulasi dan hasilnya dapat kita lihat dalam gambar dibawah ini (simulasi-wahong)